Dalil Yang Menunjukkan Adanya Sihir.

Oleh
Wahid bin Abdissalam Baali

Pertama : Dalil-Dalil Dari Al-Qur-an:

[1]. Allah Ta’ala berfirman:
“Artinya : Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), akan tetapi syaitan-syaitan itulah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang Malaikat di negri Babil, yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorang pun sebelum mengatakan, Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir. Maka, mereka mempelajari dari kedua Malaikat itu apa yang dengan sihir itu mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan istrinya. Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorang pun, kecuali dengan izin Allah. Dan mereka mempelajari sesuatu yang memberi mudharat kepada mereka dan tidak memberi manfaat. Sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barang siapa yang menukarnya (Kitabullah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan diakhirat, dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya sendiri dengan sihir, kalau mereka mengetahui”. [Al-Baqarah: 102]

[2]. Firman-Nya

“Artinya : Musa berkata, Apakah kamu mengatakan terhadap kebenaran waktu ia datang kepadamu, sihirkah ini padahal ahli-ahli sihir itu tidaklah mendapat kemenangan”. [Yunus: 77]

[3]. Firman-Nya

“Artinya : Maka setelah mereka melemparkan, Musa berkata kepada mereka, Apa yang kamu lakukan itu, itulah sihir, sesungguhnya Allah akan menampakkan ketidakbenarannya. Sesungguhnya Allah tidak akan membiarkan terus berlangsungnya pekerjaan orang-orang yang membuat kerusakan. Dan Allah akan mengokohkan yang benar dengan ketetapan-Nya, walaupun orang-orang yang berbuat dosa tidak menyukai(nya)”. [Yunus: 81-82]

[4]. Firman-Nya

“Artinya : Maka musa merasa takut dalam hatinya. Kami berkata, Janganlah kamu takut, sesungguhnya kamulah yang paling unggul (menang). Dan lemparkanlah apa yang ada ditangan kananmu, niscaya ia akan menelan apa yang mereka perbuat. Sesungguhnya apa yang mereka perbuat itu adalah tipu daya tukang sihir (belaka) Dan tidak akan menang tukang sihir itu, dari mana saja ia datang”. [ Thaahaa: 67-69]

[5]. Firman-Nya

“Artinya : Dan Kami wahyukan kepada Musa, Lemparkanlah tongkatmu. Maka sekonyong-konyong tongkat itu menelan apa yang mereka sulapkan. Karena itu nyatalah yang benar dan batallah yang selalu mereka kerjakan. Maka mereka kalah ditempat itu dan jadilah mereka orang-orang yang hina. Dan ahli-ahli sihir itu serta merta meniarapkan diri dengan bersujud, Mereka berkata, Kami beriman kepada Rabb semesta alam (yaitu) Rabb Musa dan Harun”. [Al-a’raf: 117-122]

[6]. Juga firman-Nya

“Artinya : Katakanlah, Aku berlindung kepada Rabb Yang menguasai Shubuh, dari kejahatan mahluk-Nya, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus buhul-buhul dan dari kejahatan orang-orang yang dengki apabila ia dengki”. [Al-Falaq: 1-5]

Al-Qurthubi mengemukakan: “Dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul, yakni tukang-tukang sihir wanita yang menghembuskan pada buhul-buhul pada saat membaca mantra”. [1]

Al-Hafizh Ibnu Katsir, mengatakan, Dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul:

Mujahid, Ikrimah, al-Hasan, dan adh-Dhahhak mengemukakan, yakni, para tukang sihir. [2]

Ibnu Jarir ath-Thabari mengungkapkan, ‘Yakni, dari kejahatan para tukang sihir wanita yang menghembuskan buhul-buhul pada saat membaca mantra, Al-Qasimi mengatakan, “Pendapat itu pula yang dikemukakan oleh para ahli tafsir”.[3]

Ayat-ayat al-Qur’an yang membahas masalah sihir dan para penyihir cukup banyak dan sangat populer, meski bagi orang yang memiliki pengetahuan paling minim sekalipun tentang agama Islam.

[Disalin dari kitab Ash-Shaarimul Battaar Fit Tashaddi Lis Saharatil Asyraar edisi Indonesia Sihir & Guna-Guna Serta Tata Cara Mengobatinya Menurut Al-Qur’an Dan Sunnah, Penulis Wahid bin Abdissalam Baali, Terbitan Pustaka Imam Asy-Syafi’i]
_________
Foote Note
[1]. Tafsir al-Qurthubi (XX/257).
[2]. Tafsir Ibnu Katsiir (IV/573).
[3]. Tafsir al-Qaasimi (X/302).

 

Kedua: Dalil-Dalil Dari As-Sunnah

[1]. Dari Ibnu Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, kami pernah bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pada suatu malam. Kemudian kami kehilangan beliau, sehingga kami pun mencari beliau di lembah-lembah dan perbukitan, lalu kami katakan, ‘Beliau telah dibawa terbang atau dibunuh. Sehingga kami bermalam dengan malam yang tidak menyenangkan ditempat itu bersama suatu kaum. Pada pagi harinya kami bangun dan ternyata beliau datang dari arah gua Hira’, maka kami katakan, ‘Wahai Rasulullah, kami telah kehilangan engkau, lalu kami mencarimu tetapi kami tidak mendapatkan dirimu, sehingga kami bermalam dengan malam yang tidak menyenangkan bersama suatu kaum disana’. Maka beliau bersabda:

“Artinya : Aku telah didatangi utusan dari jin, lalu aku pergi bersamanya dan selanjutnya aku bacakan al-Qur’an kepada mereka”.

Lebih lanjut, Ibnu Mas’ud berkata, kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berangkat bersama kami, lalu beliau memperlihatkan kepada kami bekas-bekas mereka dan bekas api mereka. Dan mereka (pun jin,) bertanya kepada beliau tentang perbekalan(makanan), maka beliau bersabda,”Bagi kalian setiap tulang yang disebutkan padanya nama Allah (pada saat menyembelihnya atau memasaknya,). Tulang-tulang itu jatuh ketangan kalian lebih baik dari daging. Dan setiap kotoran hewan adalah makanan bagi binatang kalian. Kemudian Rasulullah bersabda:

“Artinya : Maka janganlah kalian beristinja dengan kedua benda tersebut (tulang dan kotoran), karena keduanya adalah makanan saudara-saudara kalian”.[1]

[2]. Dari Abu Sa’id al-Khudri Radhiyallahu anhu, dia berkata, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam pernah bersabda kepadaku, ‘Aku lihat kamu menyukai kambing dan padang pasir. Jika kamu berada ditengah-tengah sekelompok kambing dan padang pasir lalu kamu mengumandangkan adzan untuk shalat, maka keraskanlah suaramu itu, karena sesungguhnya tidaklah jin, manusia dan segala sesuatu yang mendengarnya melainkan akan menjadi saksinya pada hari kiamat kelak’. [2]

[3]. Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu anhu, dia berkata, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam pergi bersama beberapa orang sahabatnya menuju pasar Ukazh, sedang antara berita langit dan syaitan-syaitan telah diberikan penghalang, sementara mereka juga dilempari bintang-bintang, sehingga syaitan-syaitan itu kembali kepada kaum mereka, maka kaum mereka bertanya, ‘Apa yang terjadi pada kalian?’ Mereka menjawab, ‘Kami telah dihalangi dari berita langit, serta dilempari dengan bintang-bintang’. Kaum mereka berkata, ‘Kalian tidak dihalangi dari berita langit melainkan karena sesuatu yang telah terjadi. Oleh karena itu, menyebarlah kalian keseluruh penjuru bumi bagian timur maupun barat, lalu perhatikan, apa yang telah menghalangi kalian dari berita langit’. Kemudian mereka yang berangkat ke Tihamah menuju kepada Nabi Shallallahu alaihi wa sallam, yang ketika itu beliau tengah berada di Nakhlah menuju pasar Ukazh, beliau tengah mengerjakan shalat subuh bersama para sahabat. Ketika mereka mendengarkan al-Qur’an, mereka pun mendengarkannya secara seksama dan kemudian berkata, ‘Demi Allah, inilah yang menghalangi kalian dari berita langit’. Dari sanalah kemudian mereka kembali kepada kaumnya seraya berkata, ‘Wahai kaum kami, sesungguhnya kami telah mendengar al-Qur’an yang sangat menakjubkan, yang memberi petunjuk kepada jalan yang benar, lalu kami beriman kepadanya dan kami tidak akan pernah menyekutukan Rabb kami dengan seorangpun’. Maka, Allah menurunkan firman kepada nabi-Nya:

“Artinya : Katakanlah (hai Muhammad), Telah diwahyukan kepadaku, bahwasanya sekumpulan jin telah mendengarkan (al-Qur’an)”.

Dan ucapan jin itu diwahyukan kepada beliau [3]

[4]. Dari Aisyah Radhiyallahu anha, dia berkata, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

“Artinya : Para Malaikat itu diciptakan dari cahaya dan jin diciptakan dari nyala api, sedangkan Adam diciptakan dari apa yang telah dijelaskan kepada kalian”.[4]

[5]. Dari Shafiyah binti Huyay Radhiyallahu anha, bahwa Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

“Artinya : Sesungguhnya syaitan itu berjalan pada diri anak Adam dalam aliran darah”. [5]

[6]. Dari Abdullah bin Umar Radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

“Artinya : Jika salah seorang diantara kalian makan, maka hendaklah dia makan dengan tangan kanannya, dan jika minum maka hendaklah dia minum dengan tangan kanannya, karena sesungguhnya syaitan itu makan dengan tangan kirinya dan minum dengan tangan kirinya”. [6]

[7]. Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, dia berkata, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

“Artinya : Tidaklah seorang anak dilahirkan melainkan ditusuk oleh syaitan, sehingga dia menjerit dengan suara keras karena tusukan syaitan itu, kecuali putra maryam dan ibunya”. [7]

[8]. Dari Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu anhu, dia berkata, pernah diceritakan di hadapan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam tentang seorang laki-lakiyang tidur malam hari sampai pagi, maka beliau pun bersabda:

“Artinya : Itulah orang-orang yang telah dikencingi syaitan pada kedua telinganya atau salah satu telinganya”. [8]

[9]. Dari Abu Qatadah Radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam telah bersabda:

“Artinya : Mimpi yang baik itu dari Allah, sedangkan mimpi yang tidak baik itu dari syaitan. Oleh karena itu, barang siapa mimpi sesuatu yang tidak dia sukai, maka hendaklah dia meludah tipis ke sebelah kirinya sebanyak tiga kali dan memohon perlindungan (kepada Allah) dari syaitan, maka mimpi itu tidak akan membahayakannya”. [9]

[10].Dari Abu Sa’id al-Khudri Radhiyallahu anhu , bahwa Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam telah bersabda:

“Artinya : Jika salah seorang diantara kalian menguap, maka hendaklah dia menahan mulutnya dengan tangannya, karena syaitan akan masuk”. [10]

Hadits-hadist yang membahas masalah ini cukup banyak dan hal itu sudah sangat memadai bagi pencari kebenaran. Dari sini tampak jelas oleh kita bahwa jin dan syaitan itu memang ada, tidak dapat digoyahkan oleh keraguan, serta tidak dapat ditentang kecuali oleh orang-orang yang sombong lagi angkuh yang hanya mengikuti hawa nafsunya tanpa mendatkan petunjuk dari Allah.[11]

[Disalin dari kitab Ash-Shaarimul Battaar Fit Tashaddi Lis Saharatil Asyraar edisi Indonesia Sihir & Guna-Guna Serta Tata Cara Mengobatinya Menurut Al-Qur’an Dan Sunnah, Penulis Wahid bin Abdissalam Baali, Terbitan Pustaka Imam Asy-Syafi’i]
_________
Foote Note
[1].Diriwayatkan oleh Muslim (IV / 170-Nawawi).
[2].Diriwayatkan oleh Malik (I /68),al-Bukhari (VI/434-Fat-h), an-Nasa-i (II/12) dan Ibnu Majah (II/12)
[3].Diriwayatkan oleh al-Bukhari (II/253-Fat-h) dan Muslim (IV/168-Nawawi) Lafazh hadits ini dari al-Bukhari.
[4].Diriwayatkan oleh Ahmad (VI/153 dan 168) dan Muslim (XVIII/123-Nawawi)
[5].Diriwayatkan oleh al-Bukhari (IV/282-Fat-h) dan Muslim (XIV/155-Nawawi)[6].Diriwayatkan oleh Muslim (XIII / 191-Nawawi).
[7].Diriwayatkan oleh al-Bukhari (VII/212-Fat-h) dan Muslim (XV/120-Nawawi)[8].Diriwayatkan oleh al-Bukhari (III/28-Fat-h) dan Muslim (VI/64-Nawawi)
[9].Diriwayatkan oleh al-Bukhari (XII/283-Fat-h) dan Muslim (XV/16-Nawawi)
[10].Diriwayatkan oleh Muslim (XVIII / 122-Nawawi). Dan juga ad-Darimi
[11].Bagi yang berminat untuk memperluas ini, maka hendaklah dia merujuk kembali kitab: Wiqaayatul Insaan minal Jinni wasy Syaithaan, karya penulis

Tinggalkan komentar