BAB IV : EMPAT PINTU MASUK MAKSIAT (Bag III : Al Lafazhat / ungkapan kata kata ).

3 – Al Lafazhat ( ungkapan kata kata ).

Adapun tentang Al Lafazhat (ungkapan kata kata), maka cara menjaganya adalah dengan mencegah keluarnya kata kata atau ucapan dari lidahnya,

yang tidak bermanfaat dan tidak bernilai. Misalnya dengan tidak berbicara kecuali dalam hal yang diharapkan bisa memberikan keuntungan dan

tambahan menyangkut masalah keagamaannya. Bila ingin berbicara, hendaklah seseorang melihat dulu, apakah ada manfaat dan keuntungannya atau tidak ? bila tidak ada keuntungannya, dia

tahan lidahnya untuk berbicara, dan bila dimungkinkan ada keuntungannya, dia melihat lagi, apakah ada kata kata yang lebih

menguntungkan lagi dari kata kata tersebut ? bila memang ada, maka dia tidak akan menyia nyiakannya.

Kalau anda ingin mengetahui apa yang ada dalam

hati seseorang, maka lihatlah ucapan lidahnya,

ucapan itu akan menjelaskan kepada anda apa

yang ada dalam hati seseorang, dia suka ataupun

tidak suka.

Yahya bin Mu’adz berkata : hati itu bagaikan panci

yang sedang menggodok apa yang ada di

dalamnya, dan lidah itu bagaikan gayungnya,

maka perhatikanlah seseorang saat dia berbicara,

sebab lidah orang itu sedang menciduk untukmu

apa yang ada di dalam hatinya, manis atau asam,

tawar atau asin, dan sebagainya. Ia menjelaskan

kepada anda bagaimana “rasa” hatinya, yaitu apa

yang dia katakan dari lidahnya, artinya,

sebagaimana anda bisa mengetahui rasa apa yang

ada dalam panci itu dengan cara mencicipi dengan

lidah, maka begitu pula anda bisa mengetahui apa

yang ada dalam hati seseorang dari lidahnya,

anda dapat merasakan apa yang ada dalam

hatinya dan lidahnya, sebagaimana anda juga

mencicipi apa yang ada di dalam panci itu dengan

lidah anda.

Dalam hadits Anas Radhiyallahu ‘anhu yang

marfu’, Nabi Shallallahu ‘alayhi wa Sallam

bersabda :

“Tidak akan istiqomah iman seorang hamba

sehingga hatinya beristiqomah ( lebih dahulu ),

dan hati dia tidak akan istiqomah sehingga

lidahnya beristiqomah ( lebih dahulu ).”

Nabi Muhammad Shallallahu ‘alayhi wa Sallam

pernah ditanya tentang hal yang paling banyak

memasukkan manusia ke dalam neraka, beliau

menjawab “Mulut dan kemaluan”. ( HR. Turmudzi,

dan ia berkata : hadits ini hasan shoheh ).

Sahabat Mu’adz bin Jabal Radhiyallahu ‘anhu

pernah bertanya kepada Nabi Shallallahu ‘alayhi

wa Sallam tentang amal apa yang dapat

memasukkannya ke dalam sorga dan

menjauhkannya dari api neraka ?, lalu Nabi

memberitahukan tentang pokok, tiang dan puncak

yang paling tinggi dari amali tersebut, setelah itu

beliau bersabda :

“Bagaimana kalau aku beritahu pada kalian inti

dari semua itu ?’, dia berkata : ya, ya Rasulallah,

lalu Nabi Shallallahu ‘alayhi wa Sallam memegang

lidah beliau sendiri kemudian bersabda : “ jagalah

olehmu yang satu ini”, maka Mu’adz berkata :

adakah kita disiksa disebabkan apa yang kita

ucapkan ?, beliau menjawaba : “Ibumu kehilangan

engkau ya Mu’adz, tidakkah yang dapat

menyungkurkan banyak manusia di atas wajah

mereka ( ke Neraka ) kecuali hasil ( ucapan ) lidah

lidah mereka ?” ( HR. Turmudzi, dan ia berkata :

hadits hasan shoheh ).

Dan yang paling mengherankan yaitu bahwa

banyak orang yang merasa mudah dalam menjaga

dirinya dari makanan yang haram, perbuatan

aniaya, zina, mencuri, minum minuman keras

serta melihat pada apa yang diharamkan dan lain

sebagainya, namun merasa kesulitan dalam

mengawasi gerak lidahnya, sampai sampai orang

yang dikenal punya pemahaman agama, dikenal

dengan kezuhudan dan kekhusyu’an ibadahnya,

juga masih berbicara dengan kalimat kalimat yang

dapat mengundang kemurkaan Allah Subhanahu

wa Ta’ala, tanpa dia sadari bahwa satu kata saja

dari apa yang dia ucapkan dapat menjauhkannya (

dari Allah dengan jarak ) lebih jauh dari jarak

antara timur dan barat. Dan betapa banyak anda

lihat orang yang mampu mencegah dirinya dari

perbuatan kotor dan aniaya, namun lidahnya tetap

saja membicarakan aib orang orang, baik yang

sudah mati ataupun yang masih hidup, dan dia

tidak sadar akan apa yang dia katakan.

Kalau anda ingin mengetahui hal itu, lihatlah apa

yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitab

shohehnya, dari Jundub bin Abdillah Radhiyallahu

‘anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wa

Sallam bersabda :

“Adaseorang laki laki yang mengatakan : ‘Demi

Allah, Allah tidak akan mengampuni si Fulan itu’,

maka Allah berfirman : “Siapa orang yang

bersumpah bahwa aku tidak akan mengampuni si

Fulan ?, sungguh Aku telah mengampuninya dan

menggugurkan amalmu.”

Lihatlah, hamba yang satu ini, dia telah beribadah

kepada Allah dalam waktu yang cukup lama,

namun satu kalimat yang diucapkannya telah

menyebabkan semua amalnya terhapus.

Dan di dalam hadits Abu Hurairah Radhiyallahu

‘anhu juga dikisahkan cerita seperti ini, kemudian

Abu Hurairah berkomentar : ‘Dia telah

mengucapkan satu kalimat yang dapat

menghancurkan dunia dan akhiratnya’.

Dalam shahih Bukhori dan Muslim, dari Abu

Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, Nabi Muhammad

Shallallahu ‘alayhi wa Sallam bersabda :

“Sesungguhnya seorang hamba itu terkadang

mengucapkan satu kalimat yang termasuk dicintai

oleh Allah, dia tidak terlalu perhatian dengan itu,

namun ternyata Allah berkenan meninggikannya

beberapa derajat. Dan sesungguhnya seorang

hamba itu terkadang mengucapkan satu kalimat

yang termasuk dibenci Allah, dia tidak terlalu

perhatian dengan itu, namun ternyata dengan

kalimat itu dia masuk ke dalam neraka

Jahannam.” Dalam riwayat Muslim : “

sesungguhnya seorang hamba itu mengucapkan

satu kalimat yang tidak jelas apa yang

dikandungnya, namun dia dapat menjatuhkannya

ke dalam neraka ( yang jaraknya ) lebih jauh dari

jarak antara timur dan barat.”

Dan dalam riwayat Al Turmudzi, dari hadits Bilal

bin Al Harits Al Muzani Radhiyallahu ‘anhu dari

Nabi Muhammad Shallallahu ‘alayhi wa Sallam ,

beliau bersabda :

“Sesungguhnya seorang dari kalian terkadang

mengucapkan satu kalimat yang dicintai oleh

Allah, dia tidak menyangka (

pahalanya ) sampai seperti apa yang dia

dapatkan, namun ternyata dengan kalimat itu

Allah memberikan kepadanya keridloanNya sampai

hari dia berjumpa denganNya kelak. Dan

sesungguhnya seorang dari kalian terkadang

mengucapkan satu kalimat dari yang dimurkai

oleh Allah, dia tidak menyangka ( dosanya )

sampai seperti apa yang dia dapatkan, namun

ternyata Allah memberikan kepadanya

kemurkaanNya sampai dia berjumpa denganNya

kelak.” ‘Alqomah mengatakan : “betapa banyak

ucapan yang tidak jadi aku katakan disebabkan

oleh hadits Bilal bin Al Harits ini.”

Dalam kitab Jami’ At Turmudzi, dari hadits Anas

Radhiyallahu ‘anhu, dia berkata : ada seorang

sahabat yang meniggal, lalu ada seorang laki laki

berkata : ‘berilah kabar gembira dengan sorga’,

maka Nabi bersabda :

“Dari mana kamu tahu?, barangkali dia pernah

mengucapkan ( kalimat ) yang tidak ada guna

baginya atau dia pelit untuk (memberikan )

sesuatu yang tidak akan membuatnya

kekurangan.” (Al Turmudzi berkata : “hadits ini

hasan” ).

Dalam lafadz hadits yang lain disebutkan :

“Adaseorang anak yang meninggal syahid

diperang Uhud, lalu ditemukan diperutnya sebuah

batu yang diikat untuk menahan lapar, kemudian

ibunya mengusap debu yang ada di wajahnya,

sambil mengatakan : “berbahagialah engkau hai

anakku, engkau akan mendapatkan sorga”, maka

Nabi Muhammad Shallallahu ‘alayhi wa Sallam

bersabda : “ Dari mana kamu tahu ?,

barangkali dia pernah mengucapkan kata kata

yang tidak berguna baginya, dan menahan apa

yang tidak memberikan mudlarat baginya.”

Dalam shaheh Bukhori dan Muslim, dari Abu

Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah

Shallallahu ‘alayhi wa Sallam bersabda :

“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari

akhir, maka hendaklah dia mengatakan yang baik

baik atau diam saja.”

Dan dalam lafadz hadits yang diriwayatkan oleh

Muslim disebutkan :

“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari

akhir, bila ia menyaksikan suatu perkara maka

hendaklah ia mengatakan yang baik baik atau

diam saja.”

At Tirmidzi menyebutkan dengan sanad yang

shaheh dari Nabi Muhammad Shallallahu ‘alayhi

wa Sallam, bahwa beliau bersabda :

“Termasuk ( salah satu tanda ) kebaikan Islam

seseorang yaitu ( bila ) dia meninggalkan apa apa

yang tidak berguna baginya.”

Dari Sufyan bin Abdillah Ats Tsaqafi, dia berkata :

“Aku berkata : ‘Ya Rasulallah, katakanlah

kepadaku dalam Islam ini suatu kalimat yang aku

tidak akan menanyakannya pada seorangpun

setelah engkau’, Nabi menjawab : “Katakanlah :

aku beriman kepada Allah, kemudian

beristiqomahlah engkau”, aku bertanya : ‘Ya

Rasulallah, apa yang paling engkau khawatirkan

terhadapku ?’, kemudian Nabi memegang lidah

beliau sendiri lalu mengatakan : “ini” ( maksudnya

lidah, pent. ). ( HR. Turmudzi, dan ia bekata :

hadits ini shaheh ).

Dan Ummu Habibah isteri Nabi Shallallahu ‘alayhi

wa Sallam, dari Nabi Shallallahu ‘alayhi wa Sallam

beliau bersabda :

“Semua ucapan anak Adam ( manusia ) itu akan

merugikan dia, tidak akan menguntungkan dia,

kecuali ucapan untuk amar ma’ruf (

memerintahkan yang baik ), atau nahi mungkar (

mencegah perbuatan mungkar ), atau dzikir

kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.” ( At Tirmidzi

berkomentar : hadits ini derajatnya hasan ).

Dalam hadits yang lain disebutkan :

“Bila seorang hamba berada di pagi hari, maka

semua anggota tubuh memberikan peringatan

kepada lidah dan berkata : takutlah engkau

kepada Allah, sesungguhnya kami ini tergantung

kepadamu, bila kamu istiqomah kami akan

istiqomah, dan bila kamu melenceng kami pun

ikut melenceng.”

Sebagian ulama salaf ada yang menyalahkan

dirinya sendiri, hanya sekedar mengucapkan :

“hari ini panas dan hari ini dingin”, dan sebagian

ulama juga ada yang tidur kemudian bermimpi

dan dia ditanya tentang keadaannya, lalu dia

menjawab : “aku tertahan oleh satu ucapan yang

telah aku katakan, aku pernah mengatakan : “oh,

betapa butuhnya orang orang ini kepada hujan”,

tiba tiba ada yang berkata kepadaku “dari mana

kamu tahu itu ?, Akulah yang lebih tahu tentang

kemaslahatan hambaKu.”

Seorang sahabat ada yang berkata pada

pembantunya : tolong ambilkan kain untuk kita

gunakan bermain main, lalu dia berkata :

‘Astaghfirullah, aku tidak pernah mengucapkan

kata kata kecuali aku pasti bisa mengendalikan

dan mengekangnya, kecuali kata kata yang tadi

aku katakan, ia keluar dari lidahku tanpa kendali

dan tanpa kekang.”

Anggota tubuh manusia yang paling mudah

digerakkan adalah lidah, tapi dia juga yang paling

berbahaya pada manusia itu sendiri …

Adaperbedaan pendapat antara ulama salaf dan

khalaf dalam masalah : apakah semua yang

diucapkan oleh manusia itu semua akan dicatat ,

ataukah ucapan yang baik dan yang jelek saja ?,

di sini ada dua pendapat, namun yang lebih kuat

adalah yang pertama.

Sebagian ulama salaf mengatakan : “semua

perkataan anak Adam itu akan merugikan dirinya

dan tidak akan menguntungkannya, kecuali

ucapan yang diambil dari kalam Allah dan ucapan

yang digunakan untuk membelaNya.

Abu Bakar As Shiddiq Radhiyallahu ‘anhu pernah

memegang lidahnya dan berkata : “inilah yang

memasukkan aku ke dalam berbagai masalah”,

ucapan itu adalah tawanan anda, bila ia sudah

keluar dari mulut anda berarti andalah yang

menjadi tawanannya. Allah selalu memonitor lidah

setiap kali berbicara.

“Tidak suatu ucapanpun yang diucapkan kecuali

ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu

hadir.”

Bahaya lidah :

Pada lidah itu terdapat dua penyakit besar. Bila

seseorang bisa selamat dari salah satu penyakit

itu maka dia tidak bisa lepas dari penyakit yang

satunya lagi, yaitu penyakit berbicara dan

penyakit diam. Dalam satu kondisi bisa jadi salah

satu dari keduanya akan mengakibatkan dosa

yang lebih besar dari yang lain.

Orang yang diam terhadap kebenaran adalah

syetan yang bisu, dia bermaksiat kepada Allah,

serta bersikap riya’ dan munafik bila dia tidak

khawatir hal itu akan menimpa dirinya. Begitu

pula orang yang berbicara tentang kebatilan

adalah syetan yang berbicara, dia bermaksiat

kepada Allah. Kebanyakan orang sering keliru

ketika berbicara dan ketika mengambil sikap diam.

Mereka itu selalu berada di antara dua posisi ini.

Adapun orang orang yang ada di tengah tengah –

yaitu mereka yang berada pada jalan yang lurus –

sikapnya adalah menahan lidah mereka dari

ucapan yang batil dan membiarkannya berbicara

dalam hal hal yang dapat membawa manfaat pada

mereka di akhirat. Sehingga anda tidak akan

melihat mereka mengucapkan kata kata yang

akan membahayakan mereka di akhirat nanti.

Sesungguhnya ada seorang hamba yang akan

datang pada hari kiamat dengan pahala kebaikan

sebesar gunung, namun dia dapati lidahnya

sendiri telah menghilangkan pahala tersebut. Dan

ada pula yang datang dengan dosa dosa sebesar

gunung, namun dia dapati lidahnya telah

menghilangkan itu semua dengan banyaknya

dzikir kepada Allah, dan hal hal yang berhubungan

denganNya.

 

Sumber : Jangan Dekati Zina karya Al Imam Ibnul Qoyyim Al Jauziyah, penerjemah tim Darul Haq Jakarta

 

Tinggalkan komentar