CARA TIDUR DAN IBADAH ROSULULLAH SAW

CARA TIDUR RASULULLAH SAW

 

“Sesungguhnya Nabi saw. bila berbaring di tempat tidurnya, beliau letakkantelapak tangannya yang kanan di bawah pipinya yang kanan, seraya berdo’a: “Rabbi qini `adzabaka yauma tab’atsu `ibadaka.” (Ya Rabbi, peliharalah aku dari azab-Mu pada hari Kau bangkitkan seluruh hamba-Mu).

(Diriwayatkan oleh Muhammad bin al Matsani, dari `Abdurrahman bin Mahdi, dari Israil, dari Abi Ishaq, dari `Abdullah bin Yazid, yang bersumber dari al Bara bin `Azib r.a.)

“Bila Rasulullah saw. berbaring di tempat tidurnya, maka beliau berdo’a : “Allahumma bismika amutu wa ahya’. (Ya Allah, dengan nama-Mu aku mati dan aku hidup). Dan bila Beliau bangun, maka Beliau membaca :”Alhamdulillahilla dzi ahyana ba’dama amatana wailaihin nusyur.” (Segala puji bagi Allah, yang telah menghidupkan aku kembali setelah mematikan daku dan kepada-Nya tempat kembali).

(Diriwayatkan oleh Mahmud bin Ghailan, dari `Abdurrazaq, dari Sufyan, dari `Abdul Malik bin `Umair, dari Ruba’I bin Hirasyi, yang bersumber dari Hudzaifah r.a.)

 

“Sesungguhnya bila Nabi saw. istirahat dalam musafirnya di malam hari, Beliau berbaring ke sebelah kanan. Dan bila Beliau istirahat pada musafirnya menjelang subuh, maka Beliau tegakkan lengannya dan diletakkannya kepalanya diatas tangannya.”

(Diriwayatkan oleh alHusein bin Muhammad al Hariri, dari Sulaiman bin Harb, dari Hammad bin Salamah, dari Humaid, dari Bakr bin `Abdullah al Mazini, dari `Abdullah bin Rabbah, yang bersumber dari Abi Qatadah r.a.)

 

 

IBADAH RASULULLAH SAW

 

“Rasulullah berdiri (shalat) sampai bengkak kedua kakinya. Kepadanya ditanyakan: “Mengapa Anda membebani diri dengan hal yang demikian? Bukankah Allah swt. Telah mengampuni Anda dari segala dosa Anda, baik yang terdahulu maupun yang akan datang?” Rasulullah saw. Bersabda :”Tidak patutkah saya menjadi hamba Allahyang bersyukur?”

(Diriwayatkan oleh Qutaibah bin Sa’id, juga oleh Basyar bin Mu’adz, dari Abu `Awanah, dari Ziyad bin `Alaqah, yang bersumber dari al Mughirah bin Syu’bah r.a.)

 

“Nabi saw. shalat malam hari tiga belas rakaat.”

(Diriwayatkan oleh Abu Kuraib- Muhammad bin al A’la-, dari Waki’, dari Syu’bah, dari Abi Jamrah,yang bersumber dari Ibnu `Abbas r.a.)

 

“Sesungguhnya apabila Nabi saw. tidak sempat shalat malam hari karena tertidur atau berat rasa kantuknya, maka beliau lakukan shalat dua belas rakaat di siang hari.”

(Diriwayatkan oleh Qutaibah bin Sa’id, dari Abu `Awanah, dari Qatadah, dari Zurarah bin Aufa, dari Sa’id bin Hisyam, yang bersumber dari `Aisyah r.a.)

“Sesungguhnya Rasulullah saw. melaksanakan shalat di malam hari sebelasraka’at. Beliau lakukan shalat witir (ganjil) satu raka’at. Apabila beliau selesai melakukan shalat itu, beliau berbaring dengan lambung kanannya di sebelah bawah.”

(Diriwayatkan oleh Ishaq bin Musa, dari Ma’an, dari Malik, dari Ibnu Syibab, dari Urwah, yang bersumber dari `Aisyah r.a.)

 

“Sesungguhnya Nabi saw. tidak wafat, sampai kebanyakan shalatnya (shalat sunnat) dilaksanakan dalam keadaan duduk.”

(Diriwayatkan oleh al Hasan bin Muhammad azZa’farani, dari al Hajjaj bin Muhammad, dari Ibnu Juraih, dari `Utsman bin Abi Sulaiman, dari Abu Salamah bin `Abdurrahman, yang bersumber dari `Aisyah r.a.)

 

“Aku pelihara amalan-amalan Rasulullah saw. berupa shalat delapan raka’at. dua raka’at sebelum shalat Dhuhur, dua raka’at sesudahnya, dua raka’at sesudah shalat Magrib dan dua raka’at sesudah shalat Isya’.” Selanjutnya Ibnu `Umar berkata :”Hafshah* menceritakan kepadaku perihal dua raka’at shalat fajar. Tapi aku tak pernah* melihatnya dilakukan Rasulullah saw.”

(Diriwayatkan oleh Qutaibah bin Sa’id, dari Marwan bin Mu’awiyah al Farazi, dari Ja’far bin Burqaq, dari Maimun bin Mihran, yang bersumber dari Ibnu `Umar r.a)

•  Hafshah (isteri Rasulullah saw.) dan Ibnu `Umar adalah kakak beradik, keduanya adalah putera `Umar bin Khathab r.a.

•     Disebabkan Rasulullah saw. melakukan shalat fajar di rumahnya, maka Ibnu `Umar tidak pernah melihatnya.

 
SUMBER  :

AS – SYAMAIL, Kepribadian dan Budi Pekerti Rasulullah saw. Muhammad bin `Isa bin Saurah bin Musa bin ad-Dhahhak as-Sulami (Imam at-Tirmidzi)

 

Tinggalkan komentar