Cara berjalan, Kain Penyeka Dan Sikap Duduk Rasulullah SAW

CARA BERJALAN RASULULLAH SAW

“Tiada satupun kulihat lebih indah daripada Rasulullah saw., seolah-olah mentari beredar di wajahnya. Juga tiada seorangpun yang kulihat lebih cepat jalannya daripada Rasulullah saw., seolah-olah bumi ini dilipat-lipat untuknya. Sungguh, kami harus bersusah payah melakukan hal itu, sedangkan Rasulullah saw. Tidak memperdulikan. ”

(Diriwayatkan oleh Qutaibah bin Sa’id, dari *Ibnu Luhai’fah, dari Abi Yunus, yang bersumber dari Abu Hurairah r.a.)

•     Ibnu Luhai’ah adalah `Abdullah al Hadhrami, seorang faqih yang Masyhur dan qadli di Mesir, namun demikian ad Dzahabi mendlaifkannya, tetapi hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Wahab, Ibnu Mubarak dan Abi `Abdurrahman al Muqri lebih baik. Ibnu Luhai’fah meninggal dunia pada tahun 174 H.

“Bila Nabi saw. berjalan, maka ia berjalan dengan merunduk seakan-akan jalanan menurun.”

(Diriwayatkan oleh Shufyan bin Waki’, dari ayahnya, dari al Masudi, dari `Utsman bin Muslim bin Hurmuz, dari Nafi’ bin Jubair bin Muth’im, yang bersumber dari `Ali bin Abi Thalib k.w.)

 

KAIN PENYEKA RASULULLAH SAW

 

“Rasulullah saw.sering menyeka (minyak di kepalanya), seakan-akan kain penyeka kepalanya seperti kain penyeka tukang minyak.”

(Diriwayatkan oleh Yusuf bin `Isa, dari Waki’, dari Rabi’ bin Shabih, dari *Yazid bin Aban ar Raqasi, yang bersumber dari Anas bin Malik r.a.)

•     Yazid bin Aban ar Raqasy dikenal sebagai orang yang dinilai munkar periwatannya. Hadits ini sangat berlawanan dengan hadist Shahih, yang menerangkan tentang kebersihan dan penampilan terpuji dari Rasulullah saw. (Muhammad `Afif az Za’bi)

SIKAP DUDUK RASULULLAH SAW

“Ia (Qabilah) melihat Rasulullah saw. di masjid sedang duduk *qurfasha.” Qabilah berkata :”Manakala aku melihat Rasulullah saw. sedang duduk dengan khusyu’, maka akupun dibawa oleh perasaan takjub karena wibawanya.”

(Diriwayatkan oleh’Abd bin Humaid, dari `Affan bin Muslim, dari `Abdullah bin Hasan, dari kedua orang anaknya, yang bersumber dari Qabilah binti Makhramah)

•     Duduk Qurfasha yakni duduk bertumpu pada pinggul, kedua paha merapat ke perut dan jangan memegang betis.

“Sesungguhnya ia melihat Rasulullah saw. berbaring telentang di masjid, dan salah satu kakinya ditumpangkan pada kaki lainnya.”

(Diriwayatkan oleh Sa’id bin `Abdurrahman al Makhzumi dan lainnya, mereka menerima dari Sufyan, dari Zuhri, dari `Abbad bin Tamim yang bersumber dari pamannya*)

•     Ia adalah `Abdullah bin Zaid bin `Ashim bin Muhammad, ia adalah seorang sahabat dan dikatakan bahwa ia yang membunuh Musailamah al Kadzdzab (Nabi palsu)

“Apabila Rasulullah saw. duduk di *masjid, maka ia duduk secara *ihtiba dengan kedua tangannya.”

(Diriwayatkan oleh Salamah bin Syabib, dari `Abdullah bin Ibrahim al Madini, dari Ishaq bin Muhammad al Anshari, dari Rabih bin `Abdurrahman bin Abi Sa’id, dari bapaknya yang bersumber dari kakeknya Abi Sa’id al Khudri r.a.)

• Ada yang mengatakan di dalam majlis

•     Ihtaba adalah duduk Qurfasha sambil bersandar

Sumber : 

AS – SYAMAIL, Kepribadian dan Budi Pekerti Rasulullah saw. Muhammad bin `Isa bin Saurah bin Musa bin ad-Dhahhak as-Sulami. (Imam at-Tirmidzi)

Tinggalkan komentar