SIFAT SHOLAT NABI (PASAL V : TATA CARA RUKU DAN BACAANNYA )


Oleh : Syeikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani

 

TATA CARA RUKU DAN BACAANNYA

Setelah membaca al-Qur’an, Beliau SAW diam sejenak. Lalu Beliau SAW mengangkat keduatangannya sebagaimana yang telah dijelaskan pada penjelasan di depan dalam Takbiratul Ihram. Kemudian mengucapkan Allahu Akbar, lalu ruku.

 

A. Tata Cara Ruku

Rasulullah SAW meletakkan kedua telapak tangannya pada kedua lututnya . Beliau SAW

memerintahkan sahabatnya melakukan yang demikian. Juga memerintahkan orang yang tidakbenar sholatnya. Kedua telapak tangan Beliau SAW tampak menekan kedua lututnya (seakan-akan mencengkram keduanya). Beliau SAW merenggangkan jari-jarinya. Lalu memerintahkannya kepada orang yang tidak benar sholatnya dalam sabdanya ”Jika engkau ruku letakkanlah kedua tangnmu di atas  lututumu. Kemudian renggangkanlah jari-jarimu sampai tulang belakangmu menjadi mapan ditempatnya.” (HR Ibnu Khuzaimah & Ibnu Hibban).

Beliau SAW merenggangkan kedua sikunya dari lambungnya. Ketika ruku Beliau SAW

membentangkan dan meluruskan punggungnya sampai-sampai jika dituangkan air dari diatasnyatidak akan tumpah, Lalu, Beliau SAW bersabda kepada orang yang tidak benar sholatnya ”Jika engkau ruku, letakkanlah tangamu pada kedua lututmu. Lalu, bentanglah punggungmu dan tekanlah tanganmu dalam rukumu.” (HR Ahmad & Abu Daud).

Rasulullah SAW tidak membungkuk terlalu kebawah dan tidak pula mendongakkan terlalu keatas. Akan tetapi tengah-tengah di antara keduanya.

 

B. Wajib Thumaninah Dalam Ruku

Beliau SAW dengan thumaninah (tenang) dan memerintahkan demikian kepada orang yang tidakbenar sholatnya sebagaimana yang dijelaskan diatas. Sabda Beliau SAW ”Sempurnakanlah rukudan sujudmu. Demi jiwaku yang berada dalam genggamanNya, sesungguhnya aku benar-benarmelihat kamu dari balik punggungku saat kamu ruku dan sujud.” (HR Bukhari & Muslim).

Dalam riwayat Ath-Thayalisi dan Ahmad, Abu Hurairah berkata ”Kekasihku Rasulullah SAWmelarangku bersujud dengan cepat seperti halnya ayam yang mematuk makanan, menoleh-nolahseperti musang dan duduk sepeti kera.”Rasulullah SAW juga bersabda Pencuri yang paling jahat adalah pencurian yang mencuri dalam sholatnya.” Para sahabat bertanya ”Wahai Rasulullah bagaimana yang dimaksud dengan mencuri dalam sholat itu?” Rasulullah menjawab ”Yaitu orang yang tidak sempurna ruku dan

sujudnya dalam sholat.” (HR Thabrani dan Hakim).

Ketika sedang sholat, Beliau SAW melirik orang yang sujud dan ruku dengan punggung tidak lurus. Usai sholat Beliau SAW bersabda ”Wahai kaum muslimin, sesungguhnya tidak sah sholat seseorang yang tidak meluruskan punggungnya dalam ruku dan sujud.” (HR Ibnu Majah &Ahmad)

.

C. Bacaan-Bacaan Ruku

Dalam ruku Rasulullah SAW membaca bacaan yang beragam. Terkadang membaca sebuah bacaandan di lain kesempatan membaca bacaan lain. Diantara bacaan Beliau SAW adalah

a. ”Sub hana rabbiyal’adhim” (3x) (”Mahasuci Tuhanku Yang Mahaagung”) (Dibaca 3 kali)(HR. Ahmad, Abu Daud & Ibnu Majah). Terkadang membacanya lebih dari 3 kali (yangmenunjukkan lamanya sholat Beliau SAW).

Bahkan pada suatu kali dalam sholat lail Beliau SAW membacanya dengan mengulang-ulangsehingga lama ruku’nya sama dengan lama berdirinya. Padahal Beliau membaca 3 surah panjang (al-Baqarah, an-Nisaa dan Ali Imran) diselingi dengan doa-doa dan istighfar.

b. ”Sub hana rabbiyal’adhimi wabihamdih” (3x) (”Mahasuci dan Mahaagung Allah, segala pujibagiNya”) (Dibaca 3 kali) (HR Abu Daud, Daruquthni, Ahmad & Thabrani).

c. ”Sub hanaka allahumma wabihamdika allahummagh firli” (”Mahasuci Engkau wahai Thuhan dan dengan memujiMu ampunilah aku”)

Rasulullah SAW memperbanyak dao ini dalam ruku dan sujudnya.

d. Dan lain-lain.

 

D. Larangan Membaca Al-Qur’an Saat Ruku

Beliau SAW melarang membaca al-Qur’an saat ruku dan sujud dalam sabdanya ”Ketahuilahsesungguhnya aku melarang bacaan al-Qur’an saat ruku. Hendalah kalian mengagungkan Tuhan Yang Mahaperkasa. Sedangkan dalam bersujud hendaknya bersungguh-sungguhlah berdoa karena doa itu tentu dikabulkan.” (HR Muslim & Abu Uwanah).

 

E. Bangun dari Ruku (I’tidal) dan Bacaannya

Kemudian Rasulullah SAW bangkit dari ruku sambil mengucapkan ”Sami allahu liman hamidah” (Allah mendengar ornag yang memujiNya”) (HR Bukhari & Muslim).

Beliau SAW memerintahkan demikian kepada orang yang tidak benar sholatnya dalam sabdanya ”Tidak sempurna sholat seseorang sehingga bertakbir. Kemudian ruku lalu mengucapkan Sami’a Allahu liman hamidah (Allah mendengar orang yang memujiNya) sampai berdiri dengan tegak” (HR Abu Daud dan Hakim)

Ketika berdiri dengan tegak Beliau mengucapkan ”Rabbanaa walakal hamdu” (”Wahai Tuhan kami dan segala puji hanyalah milik-Mu”) (HR Bukhari dan Ahmad)

Rasulullah SAW memerintahkan demikian kepada semua orang yang sholat, baik makmummaupun bukan makmum dalam sabdanya ”Sholatlah seperti kalian melihatku sholat” (HR Bukhari& Ahmad).

Rasulullah SAW juga bersabda ”Sesungguhnya imam dijadikan tiada lain untuk diikuti. Jika imam mengucapkan ’Sami’a Allhu liman Hamidah’, maka ucapkanlah Allahumma walakal hamdu.’ Pasti Allah mendengar ucapan kalian. Sesungguhnya Allah berfirman melalui ucapan RasulNya, ’Sami’a Allahu liman Hamidah’.” (HR Muslim, Abu Uwanah, Ahmad & Abu Daud).

Penyebab masalah ini dipertegas dalam hadits lain ”Sesungguhnya barangsiapa yang ucapannyaitu berbarengan dengan ucapan malaikat, maka ia akan diampuni dosa-dosa yang telahdilakukannya sebelumnya.” (HR Bukhari & Muslim).

Rasulullah SAW mengangkat tangan saat berdiri i’tidal seperti telah dijelaskan pada takbiratul ihram didepan, dengan mengucapkan bacaan berikut :

1. ”Rabbanaa walakal hamdu” (HR Bukhari & Muslim). Masalah mengangkat tangan ini

sanadnya benar-benar dari Rasulullah SAW. Pendapat ini juga diperkuat oleh jumhur ulamadan sebagian penganut mazhab Hanafi.

2. ”Rabbana lakal hamdu” (HR. Bukhari & Muslim).

3. ”Allahumma rabbana walakal hamdu” (HR Bukhari & Muslim)

4. ”Allahumma rabbana lakal hamdu” (HR Bukhari & Muslim).

5. Rasulullah SAW memerintahkan berbuat demikian dalam sabdanya ”Apabila imam

mengucapkan ’Sami’a Allahu liman hamidah’ maka ucapkanlah ’Allahumma Rabbana lakalhamdu’. Barangsiapa yang ucapannya bersamaan dengan ucapan malaikat niscaya akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR Bukhari & Muslim).

6. Terkadang Beliau SAW menambah dengan lafal ”Milussamawaati wamil ul ardli wamilumaasyikta min syai in ba’du.” (Mencakup seluruh langit dan bumi dan semua yang Engkau kehendaki selain dari itu.” (HR Muslim & Abu Uwanah).

7. Dan lain-lain.

 

F. Memperpanjang Berdiri I’tidal dan Kewajiban Thumuninah.

Lama berdiri i’tidal Rasulullah SAW sama seperti rukunya, sebagaimana yang telah dijelaskan di atas. Bahkan kadang Rasulullah SAW berdiri lama sampai dianggap lupa oleh sahabatnya karena lamanya Beliau berdiri. Demikian yang diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim dan Ahmad. Rasulullah SAW bersabda ”Kemudian tegakkanlah kepalamu sampai engkau berdiri tegak (sampai semua tulang kembali menempati tempatnya masing-masing). (Dalam sebuah riwayat dikatakan : Apabila kamu berdiri i’tidal, maka tegakkanlah kepalamu sampai tulang-tulang kembali kepada posisinya semula).” (HR Bukhari, Muslim, Hakim & Ahmad).

Beliau juga bersabda ”Allah tidak akan melihat sholat seorang hamba yang tidak meluruskan tulang punggungnya antara ruku dan sujudnya.” (HR Ahmad & Thabrani)

Tinggalkan komentar