TINDAKAN IMAM MEMULAI SHALAT SEBELUM BARISAN LURUS DAN RAPAT

Oleh
Wahid bin ‘Abdis Salam Baali

Di antara imam ada yang mengatakan: “Istawuu wa’tadiluu (lurus dan rapatkan).” Dan setelah itu langsung takbir dan masuk shalat, padahal barisan masih bengkok bahkan bisa jadi masih terdapat barisan yang kosong (renggang). Lalu di antara para imam itu ada yang mengerjakan shalat dengan barisan yang berantakan dan tidak lurus. Dan ada juga di antara jama’ah yang masih terus meluruskan barisannya sampai imam sudah selesai membaca al-Fatihah.

Dan itu jelas kesalahan yang parah dari seorang imam. Seharusnya dia sendiri yang melurus-kan barisan atau mewakilkan kepada seseorang untuk merapikan dan meluruskan barisan. Dan baru setelah barisan lurus dan rapat, maka dia bisa mulai beri’tidal, bertakbir dan masuk shalat.

Yang demikian itu karena pelurusan dan pe-rapian barisan termasuk bagian dari shalat yang memang diperintahkan melalui firman Allah Ta’ala berikut ini:

وَأَقِمِ الصَّلَاةَ ۖ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ

“… Dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan munkar…” [Al-‘Ankabuut: 45]

Dan telah ditegaskan di dalam kitab ash-Shahiihain dari hadits Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

سَوُّوا صُفُوفَكُمْ فَإِنَّ تَسْوِيَةَ الصُّفُوفِ مِنْ إِقَامَةِ الصَّلاَةِ.

“Luruskanlah barisan kalian, karena pelurusan barisan merupakan bagian dari penegakkan shalat.” [1]

Dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri yang merapikan dan meluruskan barisan sebelum memulai mengerjakan shalat.

Muslim telah meriwayatkan di dalam kitab Shahiihnya:

عَنِ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيرٍ قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللهِ يُسَوِّي صُفُوفَنَا حَتَّى كَأَنَّمَا يُسَوِّي بِهَا الْقِدَاحَ.

“Dari Nu’man bin Basyir Radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa meluruskan barisan kami sehingga seakan-akan beliau meluruskan anak panah.”[2]

Dan dalam riwayat an-Nasa-i dengan sanad hasan, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa meluruskan barisan seperti meluruskan anak panah.[3]

Dan Muslim juga meriwayatkan di dalam kitab Shahiihnya:

عَنْ أَبِي مَسْعُودٍ اْلأَنْصَارِي z قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللهِ J يَمْسَحُ مَنَاكِبَنَـا فِي الصَّلاَةِ وَيَقُولُ اسْتَوُوا.

“Dari Abu Mas’ud al-Anshari Radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa memegang bahu kami ketika akan shalat seraya berucap, ‘Luruskanlah.’” [4]

[Disalin dari kitab kitab al-Kali-maatun Naafi’ah fil Akhthaa’ asy-Syaai’ah, Bab “75 Khatha-an fii Shalaatil Jumu’ah.” Edisi Indonesia 75 Kesalahan Seputar Hari dan Shalat Jum’at, Karya Wahid bin ‘Abdis Salam Baali. Penerbit Pustaka Ibnu Katsir]
_______
Footnote
[1]. Shahih: Diriwayatkan oleh al-Bukhari (no. 723) dan Muslim (no. 433).
[2]. Shahih: Diriwayatkan oleh Muslim (no. 436).
[3]. Shahih: Diriwayatkan oleh an-Nasa-i (no. 810).
[4]. Shahih: Diriwayatkan oleh Muslim (no. 432).

Tinggalkan komentar